PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DI INDONESIA
1.
DEFINISI DAN JENISNYA BIBLIOGRAFI
Bibliografi adalah suatu daftar
terbitan yang memberikan informasi mengenai data kepengarangan, judul, edisi,
tempat terbit, penerbit, tahun dilengkapi dengan nomor baku (Standar) buku
internasional (International Standard Book Number), harga, dan lainnya.
Bibliografi dapat dipakai sebagai sarana tukar menukar informasi mengenai
terbitan; tidak terbatas jangkauannya, baik ditinjau dari segi daerah atau
Negara, subjek, kurun waktu, bentuk terbitan, pemakai, Dll
Beberapa pakar membagi bibliografi
menjadi berbagai jenis, seperti yang di uraikan sebagai berikut.
1.
Bibliografi Analitis (Analitycal Bibliography)
2.
Bibliogarfi sistematis (Sistematic Bibliography)
2.
BIBLIOGRAFI SEBAGAI PENGAWASAN TERBITAN
Suatu system pencacatan hasil
terbitan yang perlu dikembangkan dan dijaga, sebab pencatatan hasil terbitan
yang dilakukan adalah sehubungan dengan penyebaran informasi dan pengetahuan
masyarakat melalui terbitan. Dengan diterbitkannya suatu bibliogarfi baik
universal maupun nasional, maka diharapkan semua terbitan yang pernah terbit
dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang membutuhkan.
3.
PENGAWASAN TERBITAN SECARA NASIONAL
Dari kegiatan Pengawasan
Terbitan Secara Nasional muncul istilah National Bibliographic Control,
dengan kelengkapan:
•
Buku
dan phamplet yang terbit untuk dijual maupun tidak dijual
•
Indeks
artikel
•
Peta
dan atlas
•
Karya
musik
•
Audio
visual
•
Disertasi
dan karya akademik yang tidak diterbitkan
•
Terbitan
pemerintah daerah
•
Direktori
Undang-undang deposit dan perpustakaan nasional merupakan factor
fundamental dari bentuknya / penyusunan suatu bibliografi nasional. Mengingat
pentingnya peranan bibliografi dalam pengembangan ilmu dan teknologi maka
banyak usaha yang telah dilakukan untuk menyusun bibliografi.
JARINGAN KERJA SAMA PERPUSTAKAAN
4.
BENTUK-BENTUK KERJA SAMA
Sebelum kita membahas bentuk-bentuk
kerj sama, ada baiknya kita ketahui dulu apa itu sebuah kerja sama. Kerja sama
bukan suatu hal yang baru di masyarakat baik, kerja sama dibidang ekonomi,
pendidikan, tekonologi, politik. Dari sanalah timbul gagasan perlunya kerja
sama antar perpustakaan dalam berbagai bentuk. Lalu. Sebagai lembaga yang turut
bertanggung jawab pada penyebaran informasi dan ilmu pengetahuan melalui
kerjasama, perpustakaan dapat berperan serta dalam mendorong dimanfaatkannya
secara maksimal koleksi pustaka yang telah dihimpun masing-masing.
Adapun bentuk-bentuk kerjasama yang
masing-masing dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dari pihak-pihakyang kerja
sama.
1.
Pemanfaatan koleksi pustaka secara bersama
(Resource Sharing).
2.
Kerja sama pengadaan.
3.
Kerja sama penyimpanan.
5.
BENTUK-BENTUK KERJA SAMA PENUNJANG
Dalam melakukan kerja sama
diperlukan alat penunjang, yang dapat dilakukan melalui kerja sama, antara lain
sebagai berikut.
1.
Penerbitan direktori perpustakaan.
2.
Penerbitan dan pertukaran daftar perolehan
pustaka baru.
3.
Penyusunan catalog induk (buku/majalah/bahan
lain).
4.
Penyusunan dan pengadaan daftar pustaka
ditukarkan yang hendak disumbangkan /ditukarkan.
5.
Pembinaan berbagai standar untuk keseragaman dan
kelancaran kegiatan komunikasi antar perpustkaan.
6.
Pembinaan tenaga pustakawan.
6.
SYARAT-SYARAT KERJA SAMA
Dalam mengadakan kerja sama ada
beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh masing-masing anggota antara lain.
1.
Kesadaran, kesediaan, dan tanggung jawab.
2.
Memiliki koleksi pustaka yang terorganisasi
dengan baik dan siap pakai.
3.
Memiliki catalog perpustakaan.
4.
Memiliki penanggung jawab dan tenaga yang dapat
membimbing pengguna dalam mendayagunakan pustaka secara bersama.
5.
Memliki peraturan/tata tertib perpustakaan.
6.
Memiliki mesin foto copy maupun peralatan lain.
Adapun faktor-faktor penting yang
perlu di perhatikan dalam menuangkan kesepakatan-kesepakatan baik tertulis
maupun lisan, antara lain.
1.
Alasan dan tujuan kerjasama.
2.
Ruang lingkup kerja sama.
3.
Siapa saja yang ikut terjaring.
4.
Kapan kerja sama mulai dilaksanakan dan di
akhiri
7.
HAMBATAN-HAMBATAN DAN USAHA PENANGGULANGAN
Beberapa hambatan yang dihadapi
oleh perpustakaan dalam usaha mengadakan kerja sama adalah berikut ini.
1.
Lemahnya sarana dan prasarana.
2.
Lemah koleksi.
3.
Lemah ketenagaan
4.
Kurang dipahaminya manfaat kerja sama.
5.
Dana.
6.
Kurang adanya informasi antara perpustakaan.
7.
Perbedaan peraturan tentang foto copy yang
berkaitan dengan hak cipta.
8.
Kurang adanya sinkronisasi peraturan/system.
8.
KERJA SAMA INFORMASI BERBASIS JARINGAN
Criteria system informasi manajemen
(SIM) adalah bersifat komprehensif, terkoordinasi, terdiri dari sub system,
terintregrasi secara rasional, transformasi data dalam berbagi bentuk dan cara,
tingkat produktifitas terukur. Pihak-pihak yang terlibat dalam system informasi
manajemen meliputi sponsor system,
manager fungsi system, pemilik system, pemakai system dan pengolah/penyaji
data/informasi.
Untuk memperlancar komunikasi data
perlu diadakan jaringan komunikasi yang kemungkinan beberapa system computer
saling mempergunakan atau berbagai sumber daya secara bersama sehingga dapat
mencegah ketergantungan pada pusat didalam jaringan tersebut.
9.
JARINGAN
PERPUSTKAAN DIGITAL INDONESIA (INDONESIAN DIGITAL LIBRARY NETWORK)
Indonesian Digital Library Network
adalah sebuah jaringan perpustakaan digital pertama di Indonesia yang memiliki
misi mengelola ilmu pengetahuan ilmu local bangsa indonesia untuk membantu
meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia melalui ilmu pengetahuan yang
dimiliknya sendiri.
Indonesia-DLN sendiri dibangun
secara Bottom-up oleh para mahasiswa, peniliti, pustakawan, serta individu dan
institusi yang memiliki visi yang sama untuk membangun jaringan perpustakaan
digital di Indonesia.
Nama Kelompok :
1. Abdul Rokhani
2. Abdul Mu’iz
3. Hadi Purwanto
4. Muhammad Syarofuddin
5. Solikhin
ILMU PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2011/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar