Jumat, 23 November 2012

Prilaku Hubungan Sosial dan Solidaritas Antar Teman pada Prilaku Gaya Hidup Remaja



Prilaku Hubungan Sosial dan Solidaritas Antar Teman pada Prilaku Gaya Hidup Remaja

Pada masa remaja, terdapat banyak hal baru yang terjadi, dan biasanya lebih bersifat menggairahkan, karena hal baru yang mereka alami merupakan tanda-tanda menuju kedewasaan. Dari masalah yang timbul akibat pergaulan, keingin tahuan tentang asmara dan seks, hingga masalah-masalah yang bergesekan dengan hukum dan tatanan sosial yang berlaku di sekitar remaja.
Hal-hal yang terakhir ini biasanya terjadi karena banyak faktor, tetapi berdasarkan penelitian, jumlah yang terbesar adalah karena "tingginya" rasa solidaritas antar teman, pengakuan kelompok, atau ajang penunjukkan identitas diri. Masalah akan timbul pada saat remaja salah memilih arah dalam berkelompok.
Banyak ahli psikologi yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh masalah, penuh gejolak, penuh risiko (secara psikologis), over energi, dan lain sebagainya, yang disebabkan oleh aktifnya hormon-hormon tertentu. Tetapi statement yang timbul akibat pernyataan yang stereotype dengan pernyataan diatas, membuat remaja pun merasa bahwa apa yang terjadi, apa yang mereka lakukan adalah suatu hal yang biasa dan wajar.
Minat untuk berkelompok menjadi bagian dari proses tumbuh kembang yang remaja alami. Yang dimaksud di sini bukan sekadar kelompok biasa, melainkan sebuah kelompok yang memiliki kekhasan orientasi, nilai-nilai, norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku dalam kelompok tersebut. Atau yang biasa disebut geng. Biasanya kelompok semacam ini memiliki usia sebaya atau bisa juga disebut peer group.
Demi kawan yang menjadi anggota kelompok ini, remaja bisa melakukan dan mengorbankan apa pun, dengan satu tujuan, Solidaritas. Geng, menjadi suatu wadah yang luar biasa apabila bisa mengarah terhadap hal yang positif. Tetapi terkadang solidaritas menjadi hal yang bersifat semu, buta dan destruktif, yang pada akhirnya merusak arti dari solidaritas itu sendiri.
Demi alasan solidaritas, sebuah geng sering kali memberikan tantangan atau tekanan-tekanan kepada anggota kelompoknya (peer pressure) yang terkadang berlawanan dengan hukum atau tatanan sosial yang ada. Tekanan itu bisa saja berupa paksaan untuk menggunakan narkoba, mencium pacar, melakukan hubungan seks, melakukan penodongan, bolos sekolah, tawuran, merokok, corat-coret tembok, dan masih banyak lagi.
Secara individual, remaja sering merasa tidak nyaman dalam melakukan apa yang dituntutkan pada dirinya. Namun, karena besarnya tekanan atau besarnya keinginan untuk diakui, ketidak berdayaan untuk meninggalkan kelompok, dan ketidak mampuan untuk mengatakan "tidak", membuat segala tuntutan yang diberikan kelompok secara terpaksa dilakukan. Lama kelamaan prilaku ini menjadi kebiasaan, dan melekat sebagai suatu karakter yang diwujudkan dalam berbagai prilaku negatif.
Kelompok atau teman sebaya memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menentukan arah hidup remaja. Jika remaja berada dalam lingkungan pergaulan yang penuh dengan "energi negatif" seperti yang terurai di atas, segala bentuk sikap, perilaku, dan tujuan hidup remaja menjadi negatif. Sebaliknya, jika remaja berada dalam lingkungan pergaulan yang selalu menyebarkan "energi positif", yaitu sebuah kelompok yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan peluang untuk mengaktualisasikan diri secara positif kepada semua anggotanya, remaja juga akan memiliki sikap yang positif. Prinsipnya, perilaku kelompok itu bersifat menular.
Motivasi dalam kelompok (peer motivation) adalah salah satu contoh energi yang memiliki kekuatan luar biasa, yang cenderung melatarbelakangi apa pun yang remaja lakukan. Dalam konteks motivasi yang positif, seandainya ini menjadi sebuah budaya dalam geng, barangkali tidak akan ada lagi kata-kata "kenakalan remaja" yang dialamatkan kepada remaja. Lembaga pemasyarakatan juga tidak akan lagi dipenuhi oleh penghuni berusia produktif, dan di negeri tercinta ini akan semakin banyak orang sukses berusia muda. Remaja juga tidak perlu lagi merasakan peer pressure, yang bisa membuat mereka stres.
Secara teori diatas, remaja akan menjadi pribadi yang diinginkan masyarakat. Tetapi tentu saja hal ini tidak dapat hanya dibebankan pada kelompok ataupun geng yang dimiliki remaja. Karena remaja merupakan individu yang bebas dan masing-masing tentu memiliki keunikan karakter bawaan dari keluarga. Banyak faktor yang juga dapat memicu hal buruk terjadi pada remaja.
Seperti yang telah diuraikan diatas, kelompok remaja merupakan sekelompok remaja dengan nilai, keinginan dan nasib yang sama. Contoh, banyak sorotan yang dilakukan publik terhadap kelompok remaja yang merupakan kumpulan anak dari keluarga broken home. Kekerasan yang telah mereka alami sejak masa kecil, trauma mendalam dari perpecahan keluarga, akan kembali menjadi pencetus kenakalan dan kebrutalan remaja.
Tetapi, masa remaja memang merupakan masa dimana seseorang belajar bersosialisasi dengan sebayanya secara lebih mendalam dan dengan itu pula mereka mendapatkan jati diri dari apa yang mereka inginkan.
Hingga, terlepas dari itu semua, remaja merupakan masa yang indah dalam hidup manusia, dan dalam masa yang akan datang, akan menjadikan masa remaja merupakan tempat untuk memacu landasan dalam menggapai kedewasaan.

METODE PENELITIAN SOSIAL



TUGAS MATA KULIAH
METODE PENELITIAN SOSIAL


Pengembangan masalah berdasarkan metode ilmiah.

Berdasarkan data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Demak jumlah penduduk kabupaten Demak untuk tahum 2010 sejumlah  1.055.579 jiwa meliputi 28% merupakan anak-anak, 67% dewasa dan 5% lanjut usia. Dari data tersebut diklasifikasikan berdasarkan kemapuan baca dari penduduk kabupaten Demak hanya 94% yang bisa membaca, hal ini merupakan angka yang cukup signifikan untuk mengembangkan potensi minat baca di daerah wilayah kabupaten Demak. Dengan dikembangkannya minat baca dari warga kabupaten Demak diharapkan akan mengembangkan kesejahteraan di seluruh sudut wilayah kabupaten Demak dengan adanya masyarakat yang melek akan informasi. Hal ini memicu pertumbuhan ekonomi yang akan berkembang pesat dari berbagai aspek moril maupun materiil secara mengagumkan. Oleh karena itu berdasarkan data yang ada masih perlu adanya kegiatan penuntasan buta aksara guna merealisasikan tujuan Demak tercinta ini, yaitu masyarakat yang sejahtera dan mandiri.

PENULISAN BIBLIOGRAFI, KUTIPAN DAN CATATAN KAKI



PENULISAN BIBLIOGRAFI, KUTIPAN DAN CATATAN KAKI
KEGIATAN BELAJAR 1
PENULISAN BIBLIOGRAFI

Referensi merupakan bahan bacaan yang digunakan sebagai rujukan dalam penulisan.
Ada 2 (dua) macam bentuk referensi:
1.   Bahan cetak
Ex: buku, majalah dan jurnal.
2.   Bahan noncetak
Ex: audio-visual, CD-ROM, Program TV, siaran radio, informasi internet.
Penulisan referensi sering pula menggunakan istilah bibliografi, daftar pustaka, kepustakaan dan daftar bacaan.

A.     Pengertian Bibliografi
Bibliografi adalah daftar pustaka yang mendaftar terbitan baik berupa buku atau terbitan lain yang dipergunakan untuk acuan dalam menulis suatu tulisan atau karangan dan disusun menurut urutan yang telah ditentukan.

Jenis Terbitan (Dokumen)
Jenis terbitan yang dapat dipergunakan sebagai acuan atau referensi antara lain:
1.   Buku
2.   Majalah
3.   Jurnal
4.   Surat kabar
5.   Ensiklopedia
6.   Siaran radio
7.   Siaran televise
8.   CD-ROM
9.   Informasi Internet


B.      Cara Penulisan Bibliografi
Ada beberapa model (style) penulisan bibliografi antara lain:
Chicago Style, American Psycological Association (APA) style, Modern Language Association (MLA) style,  maupun Komposisi Gorys Keraf.

1.      Penulisan Bibliografi menurut Chicago  style
·         Untuk  Jenis Dokumen buku, meliputi :
a.      Karya satu pengarang
b.      Karya dua pengarang
c.       Karya tiga pengarang
d.      Karya lebih dari tiga pengarang
e.      Karya tanpa pengarang
f.        Karya badan korporasi (Institusi)
g.      Karya Editor
(contoh dapat dilihat pada hal. 6.4 - 6.5)

·         Untuk jenis dokumen laporan, meliputi:
a.      Nama pengarang
b.      Nama Ketua Panitia
(contoh dapat dilihat pada hal. 6.5)

·         Untuk Jenis Dokumen Prosiding,
(contoh dapat dilihat pada hal. 6.5)

·         Untuk Jenis Dokumen Buku Tahunan, meliputi:
a.      Terbitan dari departemen
b.      Artikel dalam buku tahunan

·         Untuk Jenis Dokumen Jurnal atau Majalah, meliputi:
a.      Artikel dalam jurnal
b.      Artikel dalam majalah
·         Untuk Jenis Dokumen Ensiklopedia
a.      Signed artikel
b.      Unsigned artikel

·            Untuk Jenis Dokumen Surat Kabar
·            Untuk Jenis Dokumen Mikrofon (reproduksi)
·            Untuk Jenis Dokumen yang tidak dipublikasikan, meliputi:
·            Koleksi Manuskrip
·            Tesis dan Paper lain
·            Untuk Jenis Dokumen hasil wawancara
·            Untuk jenis dokumen buku elektronik (E-BOOK)
(contoh dapat dilihat pada hal. 6.6 - 6.7)

2.   Penulisan Bibliografi Menggunakan Gaya Modern Language Association (MLA)
Penulisan bibliografi berpedoman pada gaya MLA untuk jenis dokumen berupa buku atau monograf ada ketentuan penulisan sebagai berikut:
1)      Baris pertama terletak pada margin paling kiri, baris kedua dan berikutnya dibuat indensi.
2)      Nama belakang atau nama keluarga diletakkan dimuka, diikuti dengan koma diikuti nama pengarang.
3)      Judul Buku dengan garis bawah atau huruf miring
4)      Kota terbit, penerbit dan tahun terbit.
(contoh dapat dilihat pada hal. 6.8)

Untuk penulisan  bibliografi berpedoman pada MLA style untuk jenis dokumen berupa terbitan berseri (periodical) ada ketentuan sebagai berikut:
1)      Judul artikel dalam tanda kutip, judul terbitan berseri (jurnal, majalah,surat kabar ) digaris bawahi atau ditulis miring.
2)      Tahun /data terbitan dalam tanda kurung.
3)      Halaman artikel ditempatkan paling akhir.
(contoh dapat dilihat pada hal. 6.9)
Susunan bibliografi/daftar pustaka dalam akhir tulisan adalah menurut abjad, baik daftar tersebut merupakan campuran dari berbagai jenis dokumen maupun diabjad per jenis dokumen, sedangkan bila satu pengarang  mempunyai dua atau lebih karya yang disitir maka penulisannya adalah karya kedua nama pengarang digantikan dengan 7 strip ( ------- ), kemudian diikuti dengan judul dan sebagainya sesuai urutan yang ditentukan.

3.      Penulisan Bibliografi menggunakan Gaya American Psychological Association (APA)
Pada gaya APA penulisan dokumen yang berupa buku mempunyai urutan sebagai berikut:
a.      Baris pertama terletak paling kiri, baris kedua dan berikutnya indensi (Hanging).
b.      Nama belakang/keluarga pengarang diikuti koma, kemudian inisial/ singkatan pengarang, jadi bukan nama lengkap.
c.       Data terbitan/tahun terbit dalam kurung, mengikuti nama pengarang.
d.      Judul buku digaris bawahi/italic, hanya huruf pertama yang memakai capital besar.
e.      Titik dua diantara kota terbit dan penerbit.
(contoh dapat dilihat pada hal. 6.12 – 6.13)

Penulisan bibliografi yang diambil dari artikel terbitan berseri (periodical), mempunyai urutan sebagai berikut:
a.      Nama belakang/keluarga pengarang diikuti koma, kemudian inisial/ singkatan pengarang, jadi bukan nama lengkap.
b.      Tahun terbit dalam tanda kurung diletakkan setelah nama pengarang
c.       Judul artikel dalam tanda kutip, huruf besar digunakan untuk huruf pertama saja.
d.      Judul terbitan berseri digaris bawahi/italic, diikuti nomor volume dan halaman artikel yang dibatasi dengan tanda koma.
e.      Nomor volume digaris bawahi/italic juga.
(contoh dapat dilihat pada hal. 6.13)


Bibliografi setiap akhir penulisan disusun menurut abjad, bila dalam penulisan tersebut menggunakan dua atau lebih karya dari satu pengarang dengan tahun yang sama maka penulisan tahun ditambah dengan huruf arab kecil (a, b dan seterusnya), sedangkan nama tetap ditulis kembali.

4.      Penulisan Bibliografi berpedoman kepada Komposisi
Penulisan bibliografi di Indonesia kebanyakan merujuk yang ada dalam Komposisi Gorys Keraf.
(contoh lihat hal. 6.15)

5.      Langkah-langkah dalam Penyusunan Bibliografi/Daftar Pustaka
Pada saat penyusunan daftar pustaka/bibliografi dalam suatu karya ilmiah, perlu diperhatikan langkah-langkah berikut:
a.      Buatlah daftar pustaka secara konsisten, ambil salah satu style/gaya yang sesuai keinginan.
b.      Pembuatan daftar pustaka / bibliografi dapat dicampur seluruh jenis dokumen ataupun dipisah-pisah menurut jenis dokumen.
c.       Nama pengarang disusun berdasarkan abjad.
d.      Apabila tidak ada nama pengarang, judul dimasukkan dalam urutan abjad. Kata sandang dalam bahasa asing, seperti the, a dan an diabaikan dalam susunan tersebut.
e.      bila satu pengarang  mempunyai dua atau lebih karya yang disitir maka penulisannya adalah karya kedua nama pengarang digantikan dengan 5 atau 7 strip ( ------- ), penyusunan diurutkan sesuai dengan urutan tahun dari tahun yang tertua ketahun yang lebih muda.
f.        Jarak antara baris dalam satu referensi (rujukan)satu spasi, sedangkan jarak antara entri adalah satu setengah sampai dua spasi.
g.      Baris kedua dan seterusnya harus dimasukkan sebanyak 3 atau 4 ketukan (indensi/hanging)
h.      Baris pertama dimulai pada margin paling kiri.

Penulisan bibliografi /daftar pustaka untuk suatu karya ilmiah sangatlah penting. Karena dapat dijadikan catatan seberapa banyak penulis mensitir tulisan orang lain.
Dengan adanya berbagai bentuk style penulisan bibliografi, penulis dapat memilih salah satu yang sesuai dengan kebutuhan. Namun kuncinya hanya satu yaitu konsistensi dalam penulisan.
Urutan dalam penulisan bibliografi hampir semua bentuk/style/gaya mengikutinya, yaitu pengarang, judul, data publikasi (kota terbit, penerbit, tahun terbit, edisi, jilid) semuanya disusun menurut abjad.























KEGIATAN BELAJAR 2
CATATAN KAKI DAN KUTIPAN

Catatan kaki atau yang sering disebut footnote atau endnote juga dapat berpedoman dariberbagai style dan bentuk. Bahkan mulai penempatannya, ada yang langsung dibawah teks setiap halamannya, ada yang dikumpulkan menjadi satu dan disusun sebelum daftar pustaka atau bibliografi.

KUTIPAN
Pengertian kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku maupun majalah. (Goryskeraf)
Tujuan dari kutipan adalah mengaskan isi dari uraian atau untuk membuktikan apa yang dikatakan.
Fungsi kutipan:
a.      Materi kutipan mempunyai kualitas tinggi sehingga akan hilang jika dikatakan dengan kata-kata penulis atau diparafrasis.
b.      Materi kutipan merangkum satu pokok bahasan yang akan disetujui atau disanggah.
c.       Materi kutipan mengungkapkan satu pendapat atau evaluasi yang menjadi bahan diskusi.
d.      Jangan terlalu banyak mengutip kutipan yang terlalu panjang.
e.      Usahakan membuktikan dengan kata dan data sendiri sambil tidak lupa menunjukkan sumbernya dalam catatan kaki dan bibliografi.

Prinsip-prinsip mengutip
a.      Jangan mengadakan perubahan
b.      Bila ada kesalahan tidak boleh memperbaiki kesalahan itu,
c.       Dibolehkan menghilangkan bagian-bagian tertentu tapi tanpa mengubah makna aslinya.
(contoh dapat dilihat pada hal. 6.21 – 6.22)




CATATAN KAKI (FOOTNOTE DAN ENDNOTE)
Catatan kaki merupakan suatu keterangan tambahan tentang istilah yang tercantum dalam naskah, juga berupa rujukan pada sesuatu yang bukan buku yang ditempatkan pada kaki sebuah halaman.
Tujuan Catatan Kaki adalah:
a.      Untuk menyusun pembuktian
b.      Menyatakan utang budi
c.       Merujuk bagian lain dari teks
d.      Menyampaikan keterangan tambahan
(contoh dapat dilihat pada hal. 6.25 – 6.30)