BUSINESS PLAN
CV. HIDAYAH JAYA BAKTI
SUPLIER AND DISTRIBUTOR
15 Oktober 2012
Disusun oleh:
NUR HIDAYAH
Direktris CV. HIDAYAH
Ds. Wonowoso Rt.01/02 Kec. Karangtengah Kab.
Demak
Prop. Jawa Tengah Indonesia 59571
aya.cahayahidayah@gmail.com
Pembaca
yang bertanda tangan dibawah ini mengakui bahwa informasi yang disajikan oleh CV.
HIDAYAH JAYA BAKTI didalam perencanaan bisnis ini bersifat rahasia; oleh karena
itu, pembaca setuju untuk tidak mengutip atau memperbanyak sebagian atau
seluruh isi perencanaan bisnis ini tanpa pernyataan ijin tertulis dari CV.
HIDAYAH JAYA BAKTI.
Pembaca
yang bertanda tangan di bawah ini mengakui bahwa informasi yang terdapat
didalam perencanaan bisnis ini adalah rahasia perusahaan dan bahwa semua
penyingkapan kerahasiaan atau penggunaannya oleh pembaca dapat menyebabkan
kejahatan serius atau kerusakan pada CV. HIDAYAH JAYA BAKTI.
Atas
permintaan, dokumen ini diharapkan untuk segera dikembalikan kepada CV.
HIDAYAH JAYA BAKTI.
Tanda Tangan
|
Nama
|
Tanggal
|
Ini adalah perencanaan bisnis, bukan suatu penawaran
surat-surat berharga.
DAFTAR HALAMAN
A. RINGKASAN EKSEKUTIF
1.
Nama Perusahaan : CV. HIDAYAH JAYA BAKTI
2.
Bidang Usaha : Pembesaran Ayam Kampung Pedaging
3.
Jenis Produk : Ayam Kampung Pedaging
4.
Sasaran Pasar : - Distributor Ayam
-
Penjual
Ayam Pasar
-
Pedagang
Eceran
-
Masyarakat
Umum
-
Rumah
Makan dan Franchise Olahan Ayam
5.
Prospek Pengembangan Usaha : Ayam kampung pedaging memiliki nilai harga yang
cukup tinggi dibandingkan dengan varietas ayam yang lain, ini merupakan peluang
pasar yang besar dimana permintaan pasar sangatlah tinggi dan diimbangi dengan
nilai harga yang tinggi juga. Hal ini kita tangkap sebagai tangga
mencapai prospek yang tinggi.
6.
Rencana Sistem Usaha : 1) Persiapan
2)
Pembesaran
3) Pemasaran
4)
Pengembangan
B. Latar Belakang Perusahaan
1. Data Perusahaan
a.
Nama Perusahaan : CV. HIDAYAH JAYA BAKTI
b. Bidang Usaha
: Peternakan
c.
Jenis Produk / Jasa : Pembesaran Ayam Kampung Pedaging
d.
Alamat Perusahaan : Ds. Wonowoso Rt.01/02 Karangtengah
Demak
e.
Nomor Telepon/Fax : (0291) 685 714
g.
Bank Perusahaan : BPD Jateng Cabang Demak
h.
Bentuk Badan Hukum :
Perseroan Komanditer
i.
Nomor Akte : 02
Not. Rustamaji, SH
j.
N P W P :
02.332.010.515.000
k.
Mulai Berdiri :
06 Januari 1990
2. Struktur
Organisasi
a. Direktur :
NUR HIDAYAH
b. Komanditer :
Indah kalalo
c. Staff Administrasi : Dimas Quendha
d. Staff Logistik :
Tutik Quendha
3. Bagan
Organisasi Perusahaan
4. Pemegang
Saham
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
NILAI SAHAM
|
PROSENTASE
|
1
|
Syaeful Majid
|
Direktur
|
50.000.000,-
|
50%
|
2
|
Rudiyanto
|
Komanditer
|
50.000.000,-
|
50%
|
|
TOTAL
|
100.000.000,-
|
100%
|
D. ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN
1. Produk Yang Dihasilkan
Ayam Kampung Pedaging Kualitas Super, dihasilkan dengan cara budidaya
pembesaran dengan system dan manajemen tertentu. Dimana hal ini ayam kampong
pedaging mempunyai nilai harga dipasaran dan permintaan yang tinggi. Ayam
kampong pedaging memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan varietas
ayam yang lain. Ayam kampong pedaging selain mempunyai cita rasa tersendiri juga
mampu bertahan hidup lebih ekstrem dibandingkan dengan varietas ayam lain
semisal ayam horn, ayam buras dll.
2. Keunggulan
Ayam kampong pedaging mempunyai keunggulan
dibandingkan ayam varietas lain, adalah sebagai berikut:
a. Keunggulan cita rasa
b. Mampu bertahan hidup di lingkungan yang lebih
ekstrem
c. Mudah pemeliharaan
d.
Permintaan tinggi
e.
Belum dibudidayakan secara
intensif
f.
Bisnis milik rakyat
g.
Harga jual tinggi dan relatif
h.
Harga jual meningkat seiring
pertambahan bobot
i.
Cocok untuk skala rumah tangga
j.
Perputaran modal berlangsung
relatif cepat
3. Gambaran Pasar
Data nilai penjualan 5 tahun terakhir
Dapat dilihat dalam grafik diatas, penjualan
untuk ayam kampong pedaging selalu mengalami kenaikan permintaan, bahkan ketika
terjadi penurunan permintaan relative stabil dibandingkan dengan ayam varietas
lain. Tahun 2008 terjadi penurunan permintaan drastis dikarenakan merebaknya
isu flu burung pada saat itu.
4. Kegiatan Pemasaran dan Promosi yang dilakukan
a. Personal Selling
b. Penjualan / penawaran secara langsung kepada
konsumen
c. Advertising/Iklan
d. Brosur
e. Online
5. Target / Segmen Pasar Yang Dituju
a. Distributor ayam kampong
b. Jaringan penjual ayam di pasar
c. Belanthik
d. Pedagang Keliling
e. Masyarakat Umum baik kolektif maupun
perindividu
f. Rumah makan, Restoran, Franchise hasil olahan
ayam
6. Proyeksi Penjualan
Dengan adanya konsumsi daging ayam tiap tahun perkapita selalu mengalami
kenaikan, ini sebagai salah satu jalan menaikkan omzet penjualan ayam kampong
pedaging tiap tahunnya. Dengan manajemen serta promosi yang maksimal serta
suntikan dana yang lebih tiap tahunnya prospek ini positif akan tercapai.
7. Strategi Pemasaran
1. Pengembangan Produk
Untuk
pengembangan produk ayam kampong pedaging, peternak ayam memaksimalkan dulu
kualitas ayam yang akan dipasarkan dengan cara beternak menggunakan system
intensif (adanya control ketat pakan, tempat, kesehatan dll) dengan berdasarkan
beberapa aspek berikut:
1)
Bibit
Bibit mempunyai
kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan.
2)
Pakan
Kita ketahui bersama
bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha.
Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap
memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar
12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang
diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
·
7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
·
19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
·
34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
·
47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
·
58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
·
66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
·
72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
·
74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air
diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan
perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
3)
Perkandangan
Syarat kandang yang
baik
: jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari
pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang
agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak
berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya
dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan
desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak
pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan
obat.
Ukuran kandang : tidak ada ukuran
standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang
antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat
perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi
sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu,
kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang dianjurkan
adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari
campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor
yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi
dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam
kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase
finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang
bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi
pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase
finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam
broiler.
4)
Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau
tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu
usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang
berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila
manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada
ayam kampung yang paling tepat adalah dengan system Intensif (dikandangkan
seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat
5)
Pengendalian Penyakit
Hal yang tak kalah
pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement
“mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan
dengan tindakan antara lain :
a)
Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan
manusianya
b)
Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
c)
Melakukan vaksinasi secara teratur
d) Pemilihan lokasi
peternakan di daerah yang bebas penyakit
e)
Manajemen pemeliharaan yang baik
f)
Kontrol terhadap binatang lain
2.
Pengembangan Wilayah Pemasaran
Pengembangan wilayah dilakukan
dengan cara promosi melalui brosur, billboard, spanduk dll. Yang paling utama
kami akan menggunakan personal selling yaitu menawarkan kepada jaringan
pasar-pasar local yang ada didaerah sekitar ataupun daerah laen, sehingga dapat
dibentuk kesepakatan harga yang lebih sesuai dengan keinginan pembeli.
3.
Pola Pengembangan Usaha
Dalam
pengembangan usaha kami akan menggunakan sistem inti plasma dimana hal ini akan menguntungkan peternak
dari segi permodalan, sehingga memungkinkan bagi peternak untuk memaksimalkan
produksi yang lebih besar tiap tahunnya.
ASPEK KEUANGAN
Laba Rugi
A.
Kebutuhan Biaya, Investasi Dan
Produksi / Variabel
1.
Biaya investasi
|
|
·
Kandang pembesaran ukuran 100 m²
·
Tempat pakan 30 buah
@ Rp 15.000,-
·
Tempat minum 30 buah @ Rp 18.000,-
·
Tabung gas 3kg 3 buah
@ Rp 100.000,-
·
Terpal 6kg x Rp 20.000/kg
·
Pemanas
·
Peralatan lain
|
Rp 4.000.000,-
Rp 450.000,-
Rp 540.000,-
Rp 300.000,-
Rp 120.000,-
Rp 400.000,-
Rp 100.000,-
|
Total Biaya Investasi
|
5.910.000,-
|
2.
Biaya produksi / variable per 2 (dua) bulan
·
Pembelian DOC 100 ekor @rp 4.500
·
Pakan DOC 100 sebanyak 264 kg (4000/kg)
|
Rp 450.000,-
Rp 1.056.000,-
Rp 50.000,-
|
Total Biaya Produksi
|
1.556.000,-
|
3.
Biaya operasional per 2 (dua) bulan
·
1 Pekerja Rp 20.000/ hari
·
Listrik
|
Rp 1.200.000,-
Rp 200.000,-
|
Total Biaya Operasional
|
Rp 1.400.000,-
|
BIAYA
KESELURUHAN
|
Rp 8.666.000,-
|
Total biaya perbulan (b+c)
|
Rp 2.756.000,-
|
B.
Perhitungan rugi per siklus
Jika kita jual Rp 35.000,- /ekor dapat dihitung
sebagai berikut:
Untung = Omzet – (Biaya Produksi + Biaya
Operasional per 2 bulan)
Untung = 35.000 x 100 ekor
= Rp.3.500.000,-
Untung bersih = Rp 3.500.000 - Rp 2.756.000 = Rp 744.000,-
BAB II
ASPEK PEMASARAN
A.
Calon Pembeli Dan Pengguna Yang
Diharapkan
Bisa dilakukan langsung kepada penjual ayam
kampung di pasar tradisional ataupun kolektif dari keluarga.
B.
Jaringan Pasar
Sebelum memulai usaha
sebaiknya peternak mencari informasi besarnya serapan pasar ke daerah sekitar
atau berbagai pasar penyerap. Calon peternak bisa melakukan survei sederhana ke
pasar-pasar tradisional yang dekat dengan peternakan. Tanyakan kepada pedagang
ayam kampung di pasar tradisional tentang jumlah kebutuhan ayam kampung per
hari atau per bulan. Serta tanyakn pula tren kebutuhan ayam kampung dari bulan
ke bulan dan tahun ke tahun.
C.
Jangkauan Pemasaran Produk
Pasar tradisional, pemborong ayam (belantik)
dan restoran-restoran penyedia menu ayam kampung ataupun perindividu.
D.
Persaingan
Banyak sekali peternak yang mengembangkan
unggas yang lain seperti ayam horn,ayam sayur,ayam cemani,dan lain-lain.
E.
Perkiraan Penjualan
Tergantung dari bentuk kandang. Direncanakan
bersifat serkuler,mengingat modal belum banyak dan diperkirakan tiap pemanenan
20-25 ekor.
F.
Strategi pemasaran
Seperti yang di bahas sebelumnya,peternak akan
mensurvai terlebih dahulu baik sebelum dan sesudah panen. Peternak bisa melobi
ke pasar tradisional,belantik,restoran,ataupun perindividu keluarga.
BAB III
ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI
A.
Dasar Pertimbangan Pemilihan
Lokasi
Karena jumlah populasi ternak masih berjumlah
puluhan,maka lokasi yang dipilih kurang lebih 25 m dari pemukiman warga dan
kepemilikan tanah atas nama milik sendiri.
B.
Bangunan Produksi Yang Digunakan
Menyiapkan kandang dan fasilitas pendukung
antara lain bambu,kayu,esbes,plastik,tempat pakan, tempat minum, alas kandang
dan pemanas.
C.
Kapasitas Produksi
Peternak merencanakan kandang postal, akan
tetapi sistemnya sirkuler. Dengan kapasitas produksi bisa puluhan atau ratusan.
D.
Pengadaan Bahan Baku
Peternak bekerja sama dengan suplayer pakan dan
bangunan untuk akad pembelian bahan baku.
E.
Kebutuhan Tenaga Kerja
Karena populasi masih belum banyak, satu
kandang bisa di kelola 1-2 orang.
F.
Kebutuhan Sarana Transportasi Dan
Komunikasi
Untuk memudahkan kegiatan kami menggunakan
sepeda motor atau mobil angkut yang disediakan oleh suplayer. Komunikasi bisa
dengan telepon genggam.
G.
Keutuhan Dan Ketersediaan
Fasilitas Umum Yang Mendukung
Kebetulan tempat beternak deket dengan tempat wahana wisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar