PELESTARIAN
NILAI INFORMASI
A. Pelestarian Informasi
Dua
hal penting dalam pelestarian meliputi:
a. Pelestarian
bentuk fisik dokumen yang diselengggarakan dengan pengurangan tingkat keasaman,
pembuatan laminasi, enkapsulasi dan restorasi dokumen.
b. Pelestarian
nilai informasi dokumen dengan alih bentuk.
Pengalihan bentuk
dokumen yang pertamanya kertas menjadi bentuk mikro, video disc kedua cara ini
telah diuji kehandalannya pada The Library Of Congress.
B. Bentuk Mikro
Alih
bentuk dokumen menjadi bentuk mikro / ukuran kecil.
Bentuk
mikro dapat berupa:
1. Gulungan
microfilm.
2. Mikrofis.
3. Aperture
card (70mm).
4. Ultrafis.
5. Mikro-opaque.
Mikro
film / Mikrofotografi ialah istilah umum untuk berbagai bentuk mikro yang
dituangkan dalam film. Film yang digunakan itu ada dalam berbagai ukuran,
misalnya ada yang 8 mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm dan yang lazim digunakan untuk
membuat mikrofilm ialah film yang berukuran 35 mm, untuk menyimpan surat kabar.
Penggunaan
mikrofilm menjadi meningkat secara luar biasa karena ada pengakuan bahwa
sebagian besar buku, majalah, dan surat
kabar memiliki kualitas kertas dan kualitas cetak yang buruk. Teknik mikrofilm
telah digunakan selama hampir tujuh puluh tahun. Selama itu pula penggunaannya
memberikan suatu metode yang sangat baik untuk merekam gambar/foto bahan
pustaka. Salah satu keunggulan utama dari teknik mikrofilm adalah banyak
informasi yang dapat disimpan dalam ruang kecil.[1]
Salah satu
tujuan paling utama dalam perekaman mikrofilm adalah untuk melesarikan dokumen
langka, menjaganya dari kerugian dan kehancuran, dan karena kualitas fisik
dokumen yang menurun. Prinsip-prinsip mikrofilm sudah dikenal sejak lebih dari
150 tahun. Akan tetapi, penggunaan mikrofilm baru menjadi metode yang sangat
populer setelah Perang
Dunia II. Hal ini terkait dengan teknik untuk mereproduksi halaman yang dicetak.
Untuk kasus dokumen-dokumen berharga, salinannya bisa disimpan di tempat yang
aman dan terpisah. Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah kehilangan dokumen
apabila terjadi kebakaran, bencana alam, dan
sebagainya. Menurut perkiraan ilmiah, salinan negatif yang disimpan dengan
seksama bisa bertahan hingga 500 tahun lamanya.
Keberadaan mikrofilm di perpustakaan:
a. Mikrofilm sebagai suplemen, dimana pengguna mencari bahan atau dokumen yang mereka perlukan melalui mikrofilm namun di perpustakaan tersebut juga terdapat bahan aslinya.
b. Mikrofilm sebagai komplemen, apabila di perpustakaan itu tidak ada bahan aslinya, jadi informasi tersebut hanya ada di mikrofilm saja.
Alasan penggunaan mikrofilm di perpustakaan:
a. Mikrofilm sebagai suplemen, dimana pengguna mencari bahan atau dokumen yang mereka perlukan melalui mikrofilm namun di perpustakaan tersebut juga terdapat bahan aslinya.
b. Mikrofilm sebagai komplemen, apabila di perpustakaan itu tidak ada bahan aslinya, jadi informasi tersebut hanya ada di mikrofilm saja.
Alasan penggunaan mikrofilm di perpustakaan:
1.
Melestarikan
koleksi yang mempunyai nilai sejarah.
2.
Menyelamatkan
koleksi yang sudah aus.
3.
Melengkapi
koleksi yang tidak tersedia dalam bentuk cetak dan koleksi yang langka.
4.
Mempermudah
dalam menggunakan bahan-bahan yang asalnya bertumpuk.
5.
Menghemat uang
dalam pengiriman.
6.
Mengurangi
kerusakan.
7.
Menggantikan
interlibrary loan.
C. Kelebihan dalam bentuk mikro:
1. Penghematan
ruang
2. Keamanan
3. Mudah
diproduksi
4. Mudah
Diakses
5. Tidak
menyimpang dari bentuk asli
6. Ekonomis
- Memperlancar penyebarluasan dokumen.
- Untuk memperkecil penjilidan.
- Memungkinkan penyimpanan semua dokumen yang terdaftar dalam file komputer.
- Untuk mengurangi ongkos pengiriman dokumen.
D. Kelemahan Bentuk Mikro:
1. Pemakaian
harus menggunakan alat khusus.
2. Peralatan
mahal.
- Sulit untuk diperbaharui atau menyisipkan revisi dokumen.
- Tidak ekonomis untuk mendistribusikan dokumen sendiri.
- Diperlukan wadah khusus untuk penyimpanan.
- Menimbulkan masalah dalam interfiling dokumen yang berkaitan dengan filming yang bermutu.
- Penggunaan informasi oleh pengguna akan mengakibatkan ketegangan mata dan kelelahan fisik.
- Mikrofilm memerlukan perawatan khusus dan tenaga ahli dalam proses pembuatannya.
E. Pembuatan microfilm
Pembuatan
microfilm pada dasarnya seperti pengambilan gambar dengan sebuah kamera. Hal
tersbut namun tidak dibuat hardcopinya hanya fimnya saja.
Beberapa
pertimbangan penyebab dibuatnya microfilm:
1. Bahan
sudah rusak, sehingga tak perlu disimpan lagi.
2. Bahan
masih baru, tetapi nilai fisiknya tidak penting untuk penghematan ruangan.
3. Bahan
sangat penting, kalau dipinjamkan dikhawatirkan rusak.
Tekhnik
Pemikrofilman
dasarnya adalah sama dengan proses fotokopi. Proses
pemikrofilman memungkinkan menyimpan dokumen dalam ruang kecil. Film yang
digunakan terbuat dari selulosa asetat.
Selulosa asetat adalah suatu senyawa kimia buatan yang
digunakan dalam film fotografi. Secara
kimia, selulosa asetat adalah ester dari asam asetat dan selulosa. Senyawa
ini pertama kali dibuat pada tahun 1865. Selain
pada film fotografi, senyawa ini juga digunakan sebagai komponen dalam bahan perekat, serta
sebagai serat sintetik.
Film fotografi yang terbuat dari asam asetat pertama kali diperkenalkan
pada 1934, menggantikan selulosa nitrat yang
sebelumnya menjadi standar. Kelemahan film selulosa nitrat adalah senyawa
tersebut tidak stabil dan mudah
sekali terbakar. Bila terjadi kontak dengan oksigen, film
selulosa asetat menjadi rusak dan tidak dapat digunakan lagi, serta melepaskan asam asetat. Fenomena
ini disebut "sindrom cuka", karena asam asetat merupakan bahan utama
dalam cuka. Sejak dekade 1980-an, film dari poliester (sering
juga disebut dengan nama dagang dari Kodak Estar) mulai menggantikan
film dari selulosa asetat, terutama untuk tujuan pengarsipan. Sebelum
munculnya poliester, film selulosa asetat juga dipakai pada pita magnetik. Sekarang
selulosa asetat masih digunakan dalam beberapa hal, misalnya negatif dari gambar bergerak
Menurut Biro
Standar AS di Washington, D. C., mikrofilm yang terbuat dari selulosa asetat bisa
bertahan lama, sama seperti bila menggunakan kertas dengan kualitas terbaik.
Lebar dari film ini ada dua jenis, yaitu 16mm dan 35mm. Lebar 16mm digunakan
untuk dokumen biasa seperti cek bank, surat resmi, dan kartu. Sementara lebar
35mm digunakan untuk buku dan dokumen besar.
Satu gulung
mikrofilm dimasukkan ke dalam kamera, sementara
dokumen yang akan diambil diletakkan dalam fokus. Pada saat gulungan membuka,
satu seksi kecil film dipasang dalam posisi berhadapan dengan lensa kamera.
Penyinaran dilakukan. Lalu bagian kecil film itu digulung menjauhi lensa, dan
bagian baru mengambil tempatnya, dan dokumen lain dibawa ke depan untuk
dipotret.[2]
Seluruh
gulungan film akan disinari, setelah itu baru gulungan dipindahkan dari kamera (rotory
camera dan planetary camera) dan dicuci. Apabila film dicuci, bentuknya
merupakan negatif. Artinya, apa yang gelap pada aslinya menjadi terang di
negatif, berlaku pula kebalikannya. Pada umumnya, film yang telah dicuci
dibiarkan dalam bentuk negatif. Film digulung pada kumparan dan dimasukkan ke
dalam peti karton. Apabila satu rol film berisi hal yang tidak berkaitan, film
itu kadang-kadang dipotong dan disimpan sesuai dengan kategorinya.
Gambar-gambar
yang sudah jadi terlalu kecil untuk dibaca dengan mata telanjang, harus ada
alat bantu untuk menunjangnya. Maka digunakanlah sebuah proyektor khusus yang
disebut dengan pembaca film. Proyektor ini berguna untuk memperbesar objek film
sehingga enak untuk dibaca. Mikrofilm dapat pula dicetak. Dari cetak negatif
yang diperoleh setelah film dicuci, kita dapat memperoleh cetak film positif.
Ukuran yang dihasilkan bisa beragam sesuai dengan kebutuhan.
F. Sejarah Mikrofilm
Tokoh-Tokoh Sejarah
Mikrofilm
·
John Benjamin Dancer
J. B. Dancer
adalah seorang ilmuwan Inggris yang pertama kali membuat mikrofotograf dan
membuat proses pemikrofilman. Ia dijuluki The Father of Microphotography –
bapak mikrofotografi. Ia lahir di London pada tahun
1812, anak dari Josiah Dancer yang juga adalah pembuat alat-alat optik, filosofis,
dan pelayaran. [3] Pada usia
dini ia magang dalam bisnis ayahnya dan baru mengambil alih bisnis tersebut di
tahun 1835. Pada usia muda, Dancer telah memperoleh seni mikroskop dan
jenis-jenis lensa. Selama
hidupnya ia berkontribusi besar terhadap mikroskopi, fotografi, dan ilmu
pengetahuan.
·
René Prudent Patrice Dagron
René P. P.
Dagron Lahir di Beauvoir, 97 mil ke arah barat daya dari kota Paris. Dagron
tumbuh di Perancis pedesaan,
kemudian pada usia dini ia berangkat ke kota Paris dan menjadi belajar sebagai
mahasiswa fisika dan kimia. Dalam kehidupannya sebagai mahasiswa, Dagron lebih
tertarik pada pengungkapan Gaguerre atas penyempurnaan Daguerre terhadap metode
ilmu terapan fotografi yang
dinamainya Daguerrotype. Dagron kemudian akan memainkan peranan penting bagi
Paris dalam menyediakan berita dari dunia luar ketika tentara Prusia mengepung
Paris.
ü
Sejarah Awal
Pada tahun
1870-1871, bangsa Prusia dan sekutunya bangsa Jerman mengepung Paris sehingga
penduduk tidak dapat menerima atau pun mengirim pesan melalui cara dan saluran
yang biasa. Namun tidak sampai pertengahan bulan Februari 1871, bangsa Prusia
melonggarkan kontrolnya terhadap portal layanan pengiriman pesan. Akan tetapi,
René Dagron memiliki ide untuk mempertahankan arus berita tetap masuk dan
keluar. Ia menggambarkan gagasan memotret pesan pada selembar film yang kecil.
Film ini kemudian dicuci dan diterbangkan di atas garis pertempuran musuh
dengan menggunakan merpati
pos. Di tempat
yang dituju, gambar-gambar yang sangat kecil tersebut diproyeksikan di atas
tembok atau permukaan lain sehingga pesan bisa dilihat. Atau penerima pesan
akan membacanya dengan kaca
pembesar. Dagron menunjukkan penggunaan praktis dari mikrofilm untuk burung merpati
membawa pesan keluar dan masuk Paris.
Merpati pos yang
dipakai selama Paris dikepung telah mengirim ribuan pesan masuk ke dan keluar
dari Paris. Awalnya, pesan ditulis dengan tangan dengan huruf sangat kecil di
atas kertas yang sangat tipis, tapi Charles Barreswil, seorang ahli kimia dari Tours,
mengusulkan penerapan metode cetakan foto dengan ukuran yang dikurangi menjadi
sangat kecil dan bisa didapat dalam jumlah salinan yang tidak terbatas. Cetakan
pada kertas foto bervariasi dalam ukuran, tidak melebihi 40mm agar cukup dibawa
burung merpati. Petugas yang ditugasi secara langsung dengan layanan merpati
pos ini adalah De Lafollye, seorang fotografi amatir. Ia dibantu oleh Gabriel
Blaise, seorang fotografer profesional dari Tours. Layanan merpati
posnya berkembang dan De Lafollye sangat bangga dengan keberhasilannya.
The Ten Commandments dalam bentuk mikrofilm. Salah satu hasil
mikrofotografi oleh Dancer
Pada tahun
1867, di Paris, René Dagron telah mempublikasikan dan menunjukkan standar yang
luar biasa di bidang mikrofotografi yang telah diuraikannya dalam "Traite
de Photographie Microscopique". Dia mengusulkan agar proses tersebut
diaplikasikan dalam layanan merpati pos. Akhirnya,
Dagron dan rekan-rekannya bekerja pada De Lafollye dengan menggunakan teknik
Dagron yang unggul. Ia telah berusaha memperbanyak halaman Moniteur
dalam ukuran sangat kecil. Dagron mulai bekerja pada dengan peralatan-peralatan
laboratorium yang memadai. Setelah itu, ia berhasil membuat mikrofilm untuk
semua kiriman. Beratnya 0,05 gm dan seekor merpati dapat membawa sampai 20
kiriman.
Pengenalan
Dagron kepada masyarakat mengenai mikrofilm ini mengatasi masalah yang mungkin
muncul ketika mengirimkan pesan melalui burung merpati yang kecil. Ketika
mencapai tempat tujuan, mikrofilm tersebut dibongkar dengan hati-hati dan
ditempatkan di antara dua lembaran tipis dari kaca. Foto-foto itu kemudian
diproyeksikan oleh sebuah lentera ke sebuah layar. Di layar ini pesan bisa
dibaca dan ditulis dengan mudah oleh tim juru tulis. Orang-orang yang terlibat
dalam proses dan layanan merpati pos ini telah melakukan perannya yang berhara
kepada Perancis, termasuk para peternak merpati. Total semua pesan yang
ditangani, termasuk salinan, telah mencapai hampir 150.000 pesan dan mungkin
satu juta surat-surat pribadi. [4]
ü
Sejarah Perkembangan
Sampai tahun
1920-an, mikrofilm masih diperlakukan sebagai sesuatu yang baru. Tapi mikrofilm
berasal lebih awal daripada itu. John Benjamin Dancer bereksperimen dengan
pembuatan teks mikroproduksi di awal tahun 1839. Pada tahun 1853, Dancer
berhasil menjual mikrofotografi sebagai sebuah slide yang dilihat dengan mikroskop. Teknik
Dancer ini kemudian dimanfaatkan oleh René Dagron. Ia yang pertama mematenkan
mikrofilm pada tahun 1859. Ia juga memulai perusahaan mikrofilm komersial yang
pertama. Dagron memproduksi dan menjual asesori mikrofotografi.
Ketika
bangsa Prusia dan sekutunya mengepung Paris, bangsa Prusia menjaga portal
layanan pengiriman pesan. Hal ini menyulitkan masyarakat Paris untuk mengirim
serta memperoleh berita dari dan ke luar Paris. Dagron kemudian menunjukkan
penggunaan praktis dari mikrofilm untuk burung merpati membawa pesan keluar dan
masuk Paris.
Penerapan
pertama dari mikrofilm komersial dikembangkan oleh George McCarthy. Ia
mengeluarkan paten untuk mesin Checkographnya tahun 1925. Mesin terseut
digunakan untul membuat salinan film permanen dari semua catatan bank. Tahun
1928, Eastman Kodak membeli penemuan McCarthy dan mulai memasarkannya di bawah
Kodak Recordak Division. Kemudian pada tahun 1935, Recordak mengembangkan dan
mulai menerbitkan ]]The New York Times]] dalam bentuk mikrofilm. Masa
depan mikrofilm tidak hanya akan berkembang dalam waktu pendek, namun juga ada
kemungkinan perkembangan jangka panjang.
·
1908 -> Digunakan untuk memfoto
dokumen oleh Amandus Johnson dan Royal Archives of Stockholm.
·
1930 -> Keyes Metcalf
mengirimkan surat kabar yang robek-robek
ke Perusahaan Recordak untuk dibuatkan mikrofilmnya menggunakan fil ukuran
35mm.
·
1934 -> Perpustakaan Umum New York
menyediakan ruang baca microfilm, dan mulai dengan pembuatan eksperimen kamera
dari kayu “recordak” model A dan B.
·
David C. Weber berhasil menemukan system
pembuatan mikro film.
·
1935 -> Fran L. Polk adanya bagian
layanan mikrofil pada perpustakaan umum New York Public Library.
·
1939 -> Tekhnologi fotografi mikro berhasil diciptakan oleh John Benyamin
Dancer.
·
1870 -> Foto mikro digunakan untuk
kegiatan militer sperti pada perang Franco-Prusian.
Penggunaan
§ Perdagangan dan Industri
Sampai sejauh ini, mikrofilm yang paling banyak penggunaannya di bidang perdagangan dan industri. Bank membuat
mikrofilm cek dan rekening koran bank. Pihak bank dan nasabah merasa
terlindungi dari penipuan dan kehilangan dokumen-dokumen yang ada.
Perusahaan-perusahaan membuat mikrofilm dokumen korespondensi seta catatan
piutang. Pada kenyataannya, ada perusahaan yang tetap
menggunakan dokumen asli sementara negatifnya disimpan di dalam peti dan di
tempat yang aman. Di pihak lain, ada pula perusahaan yang memusnahkan dokumen
asli. Cetak film positif yang digunakan, cetak negatifnya disimpan sebagai
arsip.
§
Pemerintahan
Kantor-kantor pemerintah federal di Amerika Serikat dan Kanada
memikrofilmkan dokumen-dokumen mereka. Hal yang sama dilakukan pula di
negara-neara bagiannya. Dokumen-dokumen lama direkam pada mikrofilm, sedangkan
yang asli dimusnahkan. Dengan begitu, dokumen yang masih tercetak di atas
kertas dan bertumpuk bertahun lamanya tidak lagi memakan tempat, penggunaan
ruangan menjadi lebih bebas.
§
Penerbitan
Penelitian gambar pada majalah dan
penerbitan lain dipermudah dengan pertolongan mikrofilm. Dahulu, perpustakaan menaruh
perhatian pada pengelompokan jenis bahan bacaan. Mereka juga menginginkan agar
dokumen surat kabarnya bisa disimpan dan dipertahankan. Hal ini menjadi cukup
sulit mengingat surat kabar yang dicetak menggunakan kertas sulfit dan bubur
kayu yang rapuh. Setelah perkembangan mikrofilm, penerbitan surat kabar maupun
majalah memikrofilmkan setiap terbitannya, kemudian menjual cetak film positif
kepada perpustakaan setempat, penerbitan lain, dan perkumpulan sejarah.
§
Perpustakaan
Setiap perpustakaan memiliki sejumlah dokumen, buku, atau naskah langka
yang disimpan dan dapat digunakan oleh masyarakat umum. Setiap dokumen langka
tersebut menjadi aset tersendiri bagi perpustakaan sehingga pihak perpustakaan
akan menjaganya sebaik mungkin. Dahulu, hanya beberapa orang dan hanya
orang-orang tertentu yang memiliki akses untuk menggunakan dokumen langka
tersebut. Kemudian, teknik mikrofilm membuat semua orang kini dapat
menggunakannya.Selain itu, dengan menggunakan salinan mikrofilm, perpustakaan
dapat mencegah dokumen asli yang rapuh tidak rusak melalui cara ini.
Cara Penyimpanan Microfilm
Mikrofilm
memiliki daya tahan cukup lama yakni sampai dengan 100 tahun apabila disimpan
dalam suatu ruangan dengan suhu yang baik. Waktu menyimpan sebaiknya dijaga
agar supaya tidak terkena sinar matahari secara langsung, tidak terlalu lembab,
serta temperatur yang cocok yakni antara 60-70° F dengan kelembaban 40-50 %.
Bahan film mengandung elektronistatis yang membuatnya mudah menarik debu.
Sedangkan bahan poliester dalam merawatnya menggunakan kain pembersih
antistatik yang bebas dari sulfur sehingga tidak merusak lapisan.
CD-ROM (Compact Disc - Read Only Memory)
CD-ROM
adalah dics yang terbuat dari plastik, berkilau dengan warna pelangi bergaris
tengah 4, 72 inci atau sekitar 12 cm, tebalnya kurang dari 2,5 mm. memiliki
satu lubang ditengah-tengah dengan ukuran 1,2 mm dan berkapasitas menyimpan
data lebih dari 500 megabyte, CD ROM merupakan perkembangan dari Compact Music
Disc ( CMD ).
Media
Penyimpanan Optik Sangat Diminati karena beberapa hal, seperti:
1.
Merupakan sarana penyimpanan
berkapasitas tinggi.
2.
Tidak Mahal
3.
Tahan lama
4.
Tahan gangguan elektromagnetis.
5.
Portable.
6.
Mudah dihubungkan dengan portable.
Pemakai Jasa Informasi
CD-ROM
1.
Para Profesional
2.
Para Ilmuwan
3.
Perorangan
Beberapa keunggulan
CD-ROM
1.
Memiliki daya tamping yang besar.
2.
Memudahkan penelusuran literature.
3.
Memudahkan pembuatan catalog.
4.
Tidak akan menggeser kedudukan
pustakawan.
5.
Membantu pustakawan.
6.
Mempercepat penerbitan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar